Yarsama, I Ketut (2012) WACANA KARMA PHALA DALAM DRAMA NASKAH PEWAYANGAN KARYA ANOM RANUARA. In: SEMINAR NASIONAL BAHASA IBU V, 17 - 18 Februari 2012, Universitas Udayana, Denpasar.
|
Text
snbi v.pdf Download (4MB) | Preview |
Abstract
Drama Naskah Pewayangan sangat sarat dengan kehidupan. Nilai-nilai yang takandung dalam Drama Naskah Pewayangan, sepaii nilai etika, (filsafat),pendidikan, sosial, dan religius. tersebut sebagai refleksi dasar negara, Pancasila, karena itu, penulis sangat tertarik uniuk mengkaji objek ini. Tujuan penelitian ini, yaitu: untuk mengungkapkan sejarah kelahiran Drama Naskah Pewayangan, untuk menganalisis bentuk wacana Kanna Phala dalam Drama Naskah Pewayangan, untuk mengungkapkan fungsi wacana Drama Naskah Pewayangan, dan untuk menganalisis makna yang terkandung dalam Drama Naskah Pewayangan. Pada bulan Juli 1977 drama anak-anak SD Nomor 2 Sesetan yang berjudul "Bima Mini" tonggak berkibarnya "Teter Mini" di TVRI Denpasar. Selanjutnya Anom Ranuara menggarap drama, dewasa yang kemudian ditambahkan menjadi "Teater Mini Badung" berawal dengan judul "Jaya Prana Layonsari". Tonggak berdirinya Group Drama "Teater Mini Badung" adalah pada tanggal 18 Juni 1979, yang terkenal dengan Drama Klasik. Pelaku yang berbuat Subha Karma yang ditemukan dalam drama naskah pewayangan, yaitu: Bhisma, Rama, Kresna dan Yudistira. Para pelaku yang ditemukan berprilaku asubha karma, yaitu: Diah, Prabhaasa, Duryudana dan Dursasana. Para pelaku yang mengalami sancita karma pada drama naskah pewayangan, yaitu: Bhisma, Ramaparasu, dan Drupadi. Para Pelaku yang mengalami prarabda karma, yaitu: Subali, Sugeriwa dan Anjani. Para pelaku yang mengalami kryamana karma, yaitu: Dewi Ambha, Karna, dan Jaratkaru. Fungsi Drama Naskah Pewayangan, yaitu: Kepuasan yang memberikan energi baru dan gairah baru, pertambahan pengetahuan dan pengalaman mempertajam rasa ekstetika, meningkatkan etika dan budi pekerti, proyeksi agama Hindu, dan hiburan. Para pelaku yang mengalami kryamana karma, yaitu: Dewi Ambha, Ambhika, Ambhalika, Karna, Subali, dan Jaratkaru. Fungsi Drama Naskah Pewayangan, yaitu : Kepuasan yang memberikan energi batu, dan gairah baru pertambahan pengetahuan dan pengalaman mempertajam rasa ekstetika, meningkatkan etika dan budi pekerti, proyeksi agama Hindu, dan hiburan. Makna yang tarkandung dalam Drama Naskah Pewayangan, yaitu: Makna filsafat, perdamaian. religius, supremasi hukum, Rua Bhineda, ekonomi, kritik sosial, budaya, hak asasi, dan Tri Him Karana. Nilai-nilai positif yang terkandung dalam Drama Naskah Pewayangan hendaknya bukan hanya sekadar dipahami, tetapi disarankan agar lebih dihayati dan diamalkan secara konkret dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara.
Item Type: | Conference or Workshop Item (Paper) |
---|---|
Subjects: | P Language and Literature > PN Literature (General) |
Divisions: | Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah |
Depositing User: | Ketut Yarsama |
Date Deposited: | 28 Feb 2022 13:40 |
Last Modified: | 28 Feb 2022 13:40 |
URI: | http://repo.mahadewa.ac.id/id/eprint/2071 |
Actions (login required)
View Item |