Suarta, I Made PENDIDIKAN MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF MODAL SOSIAL MENUJU MASYARAKAT EKONOMI ASEAN. In: Prosiding. Senar dan Workshop Internasional Konseling MALINDO Ke - 4, 4 (1). IKIP PGRI Bali, pp. 397-403.
|
Text
PENDIDIKAN MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF MODAL SOSIAL MENUJU MASYARAKAT EKONOMI ASEAN.pdf Download (598kB) | Preview |
Abstract
Multikulturalisme merupakan wujud keanekaragaman budaya yang terjadi dalam masyayrakat. Nenek moyang masyarakat Indonesia sangat menyadari dan telah mengenal nilai-nilai luhur berupa karakter moral yang adiluhung. Hal tersebut dapat secara nyata tercermin dari nilai ketimuran yang dapat dibanggakan. Adanya ajaran Gotong royong yaitu pola perilaku dalam mewujudnyatakan suatu tujuan yang dikerjakan secara bahu membahu, saling menghargai, mendahului kepentingan bersama dan kebersamaan dari berbagai kompetensi/profesi. Slogan Bhineka Tunggal Ika yaitu yang berbeda untuk mencapai tujuan yang tunggal. Kemudian betapa pentignya pendidikan multikulturalisem dilaksanakan di negeri tercinta ini untuk meraih pendidikan yang meng-Indonesia. Muktikulturalisme meliputi 11 apek yaitu: (1) ras, (2) gender, (3) orientasi skesual, (4) status sosial ekonomi, (5) usia), (6) status pernikawinan, (7) letak geografis/asal-usul, (8) pilihan agama, (9) etnisitas, (10) disability/ability, (11) kultur/budaya. Pengaruh kebudayaan local dan global dala, MEAakan dapat lebih dimanfaatkan sebagai pelezat dalam persepektif modal sosial dan bahkan dapat dijadikan pengembangan berbagai modal berikutnya, seperti; modal budaya, modal keyakinan, serta modal ekonomi. Berbagai modal tersebut akan dapat memperkaya Kebudayaan Nasional yang berlandaskan Pancasila dari perwujudan cipta, rasa, dan karsa bangsa Indonesia, Kemudian manusia Indonesia berupaya untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsanya, serta mengarahkan dan memberikan wawasan serta makna pada pembangunan nasional menuju MEA. Kekayaan terhebat yang ada di Indonesia yaitu beragamnya suku bangsa, diantaranya; suku Jawa, suku SUnda, suku Baduy, suku Bali, suku Sasak, suku Batak, suku, Dayak, dan sebagainya. Keragaman suku ini, tentunya dapat menciptakan budaya yang beragam pula serta memperkaya bangsanya. Oleh karena itu, multikuturalisme dalam interaksi social di kalangan masyarakatnya akan menjadi support baru bagi pendidikan dalam MEA.
Item Type: | Book Section |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah |
Depositing User: | I Made Suarta |
Date Deposited: | 30 Sep 2020 09:52 |
Last Modified: | 30 Sep 2020 09:52 |
URI: | http://repo.mahadewa.ac.id/id/eprint/1316 |
Actions (login required)
View Item |