WACANA KRITIK SOSIAL WAYANG CENKBLONK, JOBLAR, DAN SIDIA

Suwija, I Nyoman (2008) WACANA KRITIK SOSIAL WAYANG CENKBLONK, JOBLAR, DAN SIDIA. Doctoral thesis, Universitas Udayana.

[img]
Preview
Text
Disertasi Pak Suwija.pdf - Accepted Version

Download (2MB) | Preview

Abstract

Penelitian yang berjudul “Wacana Kritik Sosial Wayang Cénk Blonk, Joblar, dan Sidia ini dilatarbelakangi oleh eksistensi wayang kulit Bali sebagai tari wall, bebali, dan balih-balihan yang pada suatu saat sempat mengalami stagnasi dan hampir ditinggalkan oleh masyarakat Bali. Wayang kulit Bali mulai naik daun lagi sejak sekitar tahun 1990-an akibat adanya kreativilas para dalang belakangan ini yang terus-menerus berupaya melakukan inovasi-inovasi untuk dapat memikat kembali perhatian masyarakat terhadap seni perlunjukan wayang kiilit. Hal inilah yang memunculkan istilah wayang kulit inovatif Bali. Pertunjukan wayang kulit inovatif Bali cukup banyak mengkonumikasikan wacana-wacana kritik sosial yang sangat menarik untuk diteliti. Penelitian ini mengangkat lima masalah, yaitu (I) bagaimanakah eksistensi wayang kulit Bali dan mengapa terjadi peminggiran kedudukan dan fungsi wayang kulit Bali? (2) bagaimanakah para dalang mengemas wacana kritik sosial dalam pertunjukannya di tengah-tengah menurunnya minat masyarakat menonton wayang kulit? (3) bagaimanakah bentuk wacana kritik sosial yang dikomunikasikan oleh dalang wayang Cénk Blonk, Joblar, dan Sidia? (4) fungsi apa sajakah yang dapat disimak dari wacana-wacana kritik sosial wayang Cénk Blonk, Joblar, dan Sidia? (5) bagaimanakah sasaran dan amanat wacana kritik sosial wayang Cénk Blonk, Joblar, dan Sidia? dan (6) bagaimanakah tanggapan penonton terhadap wacana- wacana kritik sosial Wayang Cénk Blonk, Joblar, dan Sidia? Landasan teori yang digunakan di dalam penelitian ini diawali dengan analisis wacana naratif, teori resepsi sastra, dan teori dekonstruksi. Penerapan teori tersebut disertai dengan pemakaian metode pengumpulan data: (1) observasi, (2) wawancara, (3) studi dokumen dan kepustakaan. Metode dan teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif yang meliputi: (1) transkripsi, (2) penerjemahan, dan (3) analisis data, Penyajian hasil penelitian menggunakan metode formal dan informal. Analisis bentuk wacana kritik sosial yang dilandasi filosofis yang mengacu pada aspek ontologis menghasilkan temuan bahwa wacana kritik sosial dapat dikomu-nikasikan melalui: (1) dialog penasar, (2) dialog penasar dengan ksatria, (3) dialog atman dengan dewa, (4) dialog penasar dengan raksasa, dan (5) dialog dewa dengan raja. Kajian bentuk kebahasaannya meliputi: (1) alternatif pemilihan tata ungkapan, (2) pemakaian paribasa Bali, (3) pepatah bahasa Indonesia, dan (4) pelesetan lagu pop Bali. Tingkatan bahasa Bali yang digunakan di dalam wacana kritik sosial: (1) basa kasar,(2) basa andap, dan (3) basa madia. Analisis fungsi wacana kritik sosial berdasarkan filosofis yang menyangkut aspek aksiologis untuk menjawab pertanyaan “bagaimana” menghasilkan temuan xberupa: (1) fungsi hiburan, (2) fungsi pendidikan (keteladanan atau anutan, anjuran atau ajakan (provokasi, nasihat perbaikan), (3) fungsi infonnatif (info kepemim- pinan, kasih sayang Tuhan, korupsi, pemilihan umum atau pilkada, bencana alam), dan (4) pelestarian budaya. Berdasarkan pendekatan kualitatif dengan menerapkan teori resepsi sastra dapat disimak bahwa sasaran wacana kritik sosial wayang kulit inovatif Bali, antara lain: (1) pemimpin, (2) masyarakat pemilih, (3) calon DPR/DPR, (4) seorang anak, (5) hakim/penegak hukum, (6) balian atau dukun, (7) penjudi, (8) seorang suami, dan (9) masyarakat luas lainnya. Amanat yang tersirat di dalam wacana kritik sosial meliputi: (1) amanat,-kepemimpinan (pemimpin sebagai pengayom masyarakat, bekal seorang pemimpin, cermat memilih pemimpin, pemimpin yang serakah, hak dan kewajiban pemimpin, berat menjadi keliari); (2) amanat hutang dan yadnya (tiga hutang anak, yadnya seorang anak, anak yang kualat); (3) amanat petuah (memilih calon isteri, perilaku selingkuh, larangan judi, pelestarian lingkungan); (4) amanat kepribadian (tinggi hati, pelit/kikir, selera tinggi, di bawah perintah isteri, penghormatan terhadap wanita, positive thinking, pengendalian diri, tenggang rasa, ceroboh, ilmu padi, raj in beryadnya, cewek matre, balas budi, lelaki hidung belang); dan (5)amanat seni budaya (mengembangkan seni budaya, ajegkan Bali, terpengaruh budaya lain).

Item Type: Thesis (Doctoral)
Uncontrolled Keywords: wacana kritik sosial
Subjects: P Language and Literature > P Philology. Linguistics
P Language and Literature > PN Literature (General)
Divisions: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah
Depositing User: Rees Jati Prakasa
Date Deposited: 09 May 2020 04:21
Last Modified: 09 May 2020 04:21
URI: http://repo.mahadewa.ac.id/id/eprint/1049

Actions (login required)

View Item View Item